Sekiranya cinta melukis bahagiamu malam ini,
aku inginkan ia setia mendampingimu di setiap jejakmu
Menjagamu dari setiap luka yang coba mengecupmu
Semoga cinta selalu ada untukmu, secukupnya
Tak kurang tak lebih
Semoga senyum mendakwa indah dalam tidurmu
Bermalam-malam telah kusisakan separuh mimpi
indahku, untukmu
Hanya karena aku tak mau kau disekap gelisah yang
mengasuh pilu
Izinkan aku, menitipkan kata “selamat tidur” untukmu
dan tersenyumlah...
Karena itu telah cukup bagiku
Bahkan, lebih dari cukup untuk bahagiaku
Berbahagialah dalam tidurmu, malam ini.
Sampai mata ini enggan terlelap dalam rayuan mimpi,
aku masih saja berharap bisa mendengar bisik lembutmu
mengusik sepi
Menelusup tiba-tiba tanpa permisi
Meski lelahku telah menembus batas kantuk,
tak jua bisa kutepikan kangenk walau sekejap
Merama-rama di langit kamar,
mengundang bayangmu untuk hadir, lagi
Sepotong kebersamaan telah mencetak jejak yang
begitu berarti
Menggurat cerita rindu pada dinding jiwa yang terpatri
Tak ada kata basi!
Begitu jarak menyekat tatap, ingin ku segera kembali
Bersandar manja di bahumu
dan tidur terlena dalam genggaman jemarimu
Andai itu terjadi.
Hingga kata-kata tak lagi mampu bicara
Geliat desah manja menguap dengan sengaja
Di jemari pagi, kutilas lagi bahagianya hati memapah
cintamu dalam barisan hari tanpa henti
Tak sabar ingin kubersandar dan rebah lelap di dadamu
Menumpahkan dan meluluhkan kangen yang
bersemayam tak mau padam
Menangis dan tertawa dalam bahagia di atas namamu,
Seorang
Sadarku makin nyata
setiap kali kuantarkan engkah rebah manja
dalam pelukan mimpi surga diiringi doa-doa
yang ditasbihkan
Bahwa ternyata,
hanya pada kepasrahan tanpa syarat
hati kita saling bertaut
Dan pada Tuhan yang punya kuasa hidup
Kita pasrahkan diri
Jelajahi lautan hatimu,
menebar keteduhan pada binar mata yang mengepung
gulita malammu
Kuingin baikmu, kuingin syahdumu
Membilas segala penat,
merobek kelabunya diri dengan senyum malaikat
Jaga diri, selamat berlabuh di pelangi nirwana malam ini
Melibas gelisah, memamah resah pada gerimis yang basah
Terlupa semua khayalku akan rekah bahagia yang masih
bersembunyi pada arakan risau lemah
Meniti tak pasti di jembatan hatimu, mnguras lelah
yang menjamah
Dan...
Aku masih betah menunggu matamu yang selalu indah
hingga mata ini takluk rebah dalam buaian mimpi indah
merekah
No comments:
Post a Comment