Sunday, September 15, 2013

Kepada Kamu, Rindu itu...


Mungkin benar juga
Kita perlu waktu untuk tidak bersua, tapi sejenak saja
Mungkin tidaklah salah, aku pendam dulu rasa rindu
Biarkan hati merintih dan meratap
Tapi sejenak saja,
lalu untuk selamanya kita berpayung dalam satu cinta...!


Aku terusik kangen yang menelusup di setiap kedip mata
Dua hari menapak jejak bersama, telah memagut getarku
tak bersisa, sepertinya
Biarkan saja semua berjalan tanpa rekayasa
Seperti sejak pertama rasa itu diam membisu
Lalu, perlahan mengetuk pintu hatimu
dalam damba tak bersyarat


Semestinya tak kutelantarkan rindu yang terus menggugat
hingga pagi
Andai saja tak ada jarak yang mengunci langkah kaki,
ingin segera kusandarkan semua gelisah dan gundahku
pada harum ikal rambutmu
Menebar keteduhan, meremas kecemasan...
meninabobokan tangis semalam


Mengais lagi serpihan kata rindu yang kau cecapkan di
tepian pagi
Betapa kuingin mendengarnya beribu kali
Seperti inginkku yang selalu dahaga ingin mendekap dan
rebah didadamu
Luruh dalam magismu dan bertekuk pasrah dalam hatimu, satu

Di dekatmu rinduku tumpah
Mengeja detik yang berlalu dengan kemesraan yang
menggugah indah
Memapah bahagia satu demi datu tanpa jengah

Berdua kita saling meluruhkan kata yang terucap dari palung hati terdalam
Menasbihkan rindu yang lama tersembunyi dalam diam
Tunduk teduh pada keakuan perasaan


Aku tak pernah bisa marah
karena bagiku kau adalah anugerah terindah yang
mendekap barisan hatiku penuh bahagia tumpah ruah
Sepotong senyum yang kau titipkan pada arakan senja,
menghapus kesalku jadi tawa merekah
Dan rinduku tiba-tiba dipenuhi keindahan yang
berlimpah

No comments:

Post a Comment